AUD/JPY Naik Tipis Mendekati 96,70 Setelah Pernyataan Hawkish dari RBA Bullock
- AUD/JPY menguat karena sikap hawkish RBA terhadap kebijakan moneter.
- Gubernur RBA Michele Bullock tidak mengesampingkan apapun terkait keputusan kebijakan.
- Cadangan Devisa Jepang turun ke $1.291,8 miliar di bulan Januari dari angka sebelumnya $1.294,6 miliar.
AUD/JPY mengalami kenaikan untuk 2 hari berturut-turut pada hari Rabu, diperdagangkan di sekitar 96,70 selama sesi Asia. Pernyataan hawkish dari Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) Michele Bullock pada hari Selasa telah meningkatkan kepercayaan pada Dolar Australia (AUD), berkontribusi pada kekuatannya terhadap Yen Jepang (JPY).
Reserve Bank of Australia (RBA) mempertahankan suku bunga acuan di 4,35% pada hari Selasa, sebuah langkah yang telah diprakirakan secara luas. Gubernur RBA Michele Bullock menahan diri untuk tidak membuat pernyataan definitif mengenai keputusan kebijakan di masa depan. Ia menekankan pentingnya risiko yang seimbang dan menyoroti upaya bank yang sedang berlangsung untuk mengumpulkan data yang mengkonfirmasi kembalinya inflasi ke level target. Gubernur Bullock menyebutkan prakiraan inflasi sebesar 2,8% untuk tahun 2025.
Di sisi lain, rilis laporan Cadangan Devisa Jepang pada hari Rabu mengindikasikan sedikit penurunan, dengan angka yang berada di $1.291,8 miliar pada bulan Januari dibandingkan dengan angka bulan Desember sebesar $1.294,6 miliar. Selain itu, pada hari Selasa, Pendapatan Tunai Tenaga Kerja (Tahun ke Tahun) menunjukkan peningkatan, tercatat sebesar 1,0% di bulan Desember dibandingkan dengan angka sebelumnya sebesar 0,7%, meskipun tidak mencapai ekspektasi sebesar 1,3%.
Yen Jepang mendapat dukungan dari ekspektasi bahwa kenaikan gaji yang signifikan tahun ini akan berkontribusi pada inflasi yang berkelanjutan dan stabil. Optimisme ini mendorong harapan bahwa Bank of Japan (BoJ) dapat secara bertahap beralih dari sikap kebijakan ultra-dovish. Selain itu, BoJ telah mengisyaratkan kemungkinan untuk mengakhiri siklus suku bunga negatifnya, yang menunjukkan adanya potensi pergeseran arah kebijakan moneter.