Prakiraan Harga Perak: XAG/USD Turun ke Dekat $33,50 di Tengah Membaiknya Sentimen Pasar
- Harga Perak menarik minat penjual karena data AS terkini memperkuat kemungkinan penurunan suku bunga nominal oleh The Fed.
- Dolar AS mendapat dukungan karena imbal hasil obligasi Pemerintah AS terus menguat.
- Penurunan harga Perak dapat dibatasi karena ketidakpastian politik di seputar pemilihan presiden AS.
Harga Perak (XAG/USD) tertekan karena Dolar AS (USD) dan imbal hasil obligasi Pemerintah AS terus menguat, didorong oleh data ekonomi AS yang kuat yang dirilis pada hari Jumat. Harga Perak di sekitar $33,50 per troy ounce selama jam-jam perdagangan Eropa di hari Senin.
Perak berdenominasi dolar menghadapi tantangan karena Dolar AS (USD) solid di tengah imbal hasil obligasi Pemerintah AS yang lebih tinggi. Dolar AS yang lebih tinggi membuat harga Perak mahal bagi para pembeli dengan mata uang asing. Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur USD terhadap enam mata uang utama, diperdagangkan dekat 104,30. Sementara itu, imbal hasil obligasi Pemerintah AS 2-tahun dan 10-tahun masing-masing berada di 4,12% dan 4,28%.
Rilis data hari Jumat menunjukkan Indeks Sentimen Konsumen Michigan AS naik ke 70,5 pada bulan Oktober dari 68,9, mengalahkan prakiraan 69,0. Selain itu, Pesanan Barang Tahan Lama turun 0,8% pada basis bulanan di bulan September, penurunan yang lebih kecil dari prakiraan 1,0%.
Ketidakpastian politik di seputar pemilihan presiden AS dapat memberikan sedikit dukungan kepada Perak. Dalam tiga minggu terakhir, sekutu-sekutu mantan Presiden Donald Trump menghadapi sedikitnya 10 kemunduran hukum di negara-negara medan pertempuran utama, yang dapat memengaruhi persaingan pada 5 November antara Trump dan lawan Demokratnya, Wakil Presiden Kamala Harris.
Namun, daya tarik Perak sebagai safe haven mungkin terbatas, karena meredanya ketegangan geopolitik. Setelah serangan udara Israel terhadap situs-situs rudal dan pertahanan udara Iran Sabtu dini hari, yang tidak seagresif yang diprakirakan, Iran telah meremehkan dampaknya. Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengatakan bahwa insiden itu "tidak boleh diremehkan atau dibesar-besarkan."